Sabtu, November 23, 2013

Laporan studi Lapangan “Bendungan Jatigede”



Laporan studi Lapangan
“Bendungan Jatigede”
1.    Pembukaan
Bendungan Jatigede adalah proyek bendungan yang terletak di Desa Cijeungjing, Kecamatan Jatigede, Kabupaten Sumedang - Jawa barat. Proyek Bendungan ini kedua terbesar seindonesia setelah bendungan Jatiluhur.
Pada tanggal 9 november 2013, mahasiswa fakultas Teknik Sipil dan Lingkungan mengunjungi Bendungan Jatigede untuk melihat proses pembuatan bendungan dan sebagai pembelajaran di lapangan. Studi lapangan tersebut menggunakan 10 bis dengan peserta kurang lebih 430 orang mahasiswa dan mahasiswi serta staff dari Fakultas Tekhnik Sipil dan Lingkungan. Kegiatan tersebut dimulai dari pukul 6.00 WIB hingga 21.00 WIB.
Dengan adanya kegiatan ini diharapkan peserta mampu memahami situasi kerja dilapangan dan mendapat gambaran tentang suatu proyek pekerjaan yang melibatkan lebih dari satu disiplin ilmu. Di lapangan, peserta juga diharapkan memahami proteksi keselamatan kerja dan peraturan yang ada di proyek Bendungan Jatigede.
Sistem Managemen Keselamatan Kerja dan Lingkungan Proyek Bendungan Jatigede
1.      Mematuhi peraturan yang berlaku
2.      Didampingi oleh ahli atau petugas dari pihak Proyek Bendungan
3.      Menjaga keselamatan diri dan lingkungan
4.      Perempuan tidak diperbolehkan untuk masuk ke tunnel terkait masalah situs
5.      Apabila ada kejadian darurat, peserta diharapkan tenang dan mengikuti arahan dari petugas/ ahli dari proyek
6.      Apabila ada kejanggalan maka laporkan ke petugas keselamatan kerja dengan ciri – ciri menggunakan helm berwarna merah
Standar Peralatan di Proyek Bendungan Jatigede
a.       Helm
b.      Sepatu tertutup
c.       Sarung tangan
d.      Jaket
2.    Isi
Bendungan Jatigede adalah proyek bendungan yang terletak di Desa Cijeungjing, Kecamatan Jatigede, Kabupaten Sumedang - Jawa barat. Proyek Bendungan ini kedua terbesar seindonesia setelah bendungan Jatiluhur.
Latar belakang pembangunan bendungan jatigede :
a.       Banjir rutin yang menggenang 14.000 ha lahan di bagian hilir sungai, Indramayu Jawa barat karena intensitas curah hujan yang tinggi di lereng lereng gunung.
b.      Saat musim kemarau lahan pertanian sebanyak 50 .000 ha di bagian hilir mengalami kekurangan air, karena 2,5 milyar m3/s air sungai cimanuk dalam satu tahun yang seharusnya dapat mengairi lahan malah terbuang sia sia ke laut.
Disamping permasalahan yang ada di sekitar sungai cimanuk, sungai tersebut juga memiliki potensi yang dapat dimaksimalkan mengingat sungai cimanuk merupakan sungai terbesar kedua di indonesia. Potensi sungai cimanuk adalah :
a.         Memiliki debit air 4 m3/s
b.        Memiliki curah hujan 1000 m3/s dalam satu tahun
Untuk memaksimalkan potensi yang dimiliki oleh sungai cimanuk maka dibentuklah proyek bendungan Jatigede yang direncanakan akan memiliki manfaat :
A.      Menyuplai kebutuhan air irigasi untuk 90.000 ha.
B.       membangkitkan listrik tenaga Air dengan kapasitas sebesar 110 MW
C.       menyuplai kebutuhan air baku sebesar 3.500 liter/detik
D.      mengendalikan banjir untuk 14.000 ha lahan
Dengan dibentuknya bendungan jatigede maka akan memaksimalkan air yang ada di sungai citarum. Proyek bendungan jatigede di rencanakan dari mulai tahun 1972. Pada tahun 2004, perencanaan sudah menghasilkan detail desain bendungan jatigede. Namun berdasarkan surat perintah mulai kerja (SPMK), pekerjaan fisik dimulai pada tanggal 15 November 2007. Hal tersebut memperlihatkan bahwa perencanaan pelaksanaan bendungan jatigede memakan waktu yang cukup lama.



Hal tersebut dikarenakan adanya beberapa faktor yang harus benar benar ditinjau seperti :
a.       lingkungan
b.      hidrologi
c.       rencana ukuran bendungan
d.      sistem pembuatan bendungan
Selain itu banyak pula faktor kendala yang menghambat proses pembangunan bendungan jatigede seperti :
o   Lingkungan
a.       Faktor kendala pembebasan lahan warga
b.      Pemindahan pemukiman warga
c.       Pemindahan fasilitas umum dan sosial
d.      Kontroversi dengan peniadaan lahan hutan
e.       Penggantian lahan PERHUTANI
f.       Pemindahan situs situs purbakala
g.      Terganggunya habitat hewan yang ada di lingkungan tersebut

o   Geologi
Kemungkinan terjadinya longsor atau gerakan tanah akibat penggalian/ pembukaan lahan konstruksi karena lokasi bendungan secara umum memiliki struktur geologi tektonik yang intensif dan kompleks

o   Erosi dan sedimentasi
Laju erosi dan sedimentasi di derah hulu bendungan jatigede terhitung tinggi sehingga apabila tidak ada penanggulangan bendungan tersebut diperkirakan hanya berfungsi baik sekitar 24- 41 tahun saja.

o   Kualitas air
Kualitas air di daerah jatigede saat ini sudah menunjukan penurunan mutu, hal ini disebabkan karena sudah terpolusi oleh limbah rumah tangga dan limbah pertanian.
Meskipun banyak kendala yang menghambat namun sertifikat AMDAL tetap didapatkan pada tahun 2003 dan di review ulang dan di sahkan kembali pada tahun 2008.
Pada tanggal 26 oktober 2013 progres fisik yang telah dicapai proyek bendungan jatigede adalah 86,86 % dari rencana awal yaitu 85,99 %. dan progres pendanaan proyek sudah mencapai 64,74 % dari 411 juta USD total anggaran yang diperkirakan atau sekitar Rp. 1.300.740.000.000 rupiah.



Data teknis Bendungan Jatigede
Bendungan jatigede dengan luas daerah aliran sungai 1.460 km2, memiliki volume aliran permukaan ssebesar 2,5 milyar m3 per tahun (BBWS 2009).
a.      Waduk
o   Muka air  (MA) banjir max                          : elevasi +262,0 m
o   MA operasi max                                          : elevasi +260.0 m
o   MA operasi min                                           : elevasi +230,0 m
o   Luas permukaan waduk (elevasi 262 m)     : 41,22 km2
b.      Bendungan
o   Tipe                                                              : Urugan batu, inti tegak
o   Elevasi mercu bendungan                            : elevasi +265,0 m
o   Panjang bendungan                                     : 1,715 m
o   Lebar mercu bendungan                              : 12 m
o   Tinggi bendungan max                                : 110 m
o   Volume timbunan                                        : 6,7 106 m3
c.       Spill way
o    Lokasi                                                          :Di tengah tubuh bendungan
o    Tipe                                                              :Gated spillway with chute way
o    Crest                                                            : Lebar 50 m, el +247,0 m
o    Dimensi radial gates                                    :4 buah, L=15,5 T = 14,5 m
o    Q outflow                                                    : 4,442 m3/dt
d.      Intake irigasi
o    Lokasi                                                          : Dibawah spill way
o    Irrigation inlet appron                                  :el +204,0 m menjadi +221,0 m
o    Tipe                                                              : Reinforced concrete conduit
o    Dimensi                                                       : D = 10 m, L = 400 m
e.       Terowongan pengelak
o    Lokasi                                                          : Under the spillway
o    Inlet level                                                     : el +164,0 m
o    Tipe                                                              : Circular lined reinforced concrete
o    Debit rencana                                              : 3.200 m3/detik
o    Dimensi terowongan                                   : D = 10 m, L = 556 m
f.       PLTA
o    Lokasi                                                          : Right abutment
o    Power inlet apron                                        : el + 221,0 m
o    Headrace tunnel                                          : D = 4,5 m, L = 3.095 m
o    Design head                                                 : 170 m
o    Tipe turbin                                                   : Francis
o    Kapasitas terpasang                                     : 2 x 55 MW = 110 MW
o    Produksi rata rata                                        : 690 GWH/ tahun, debit rerata 73m3/detik
Detail Bendungan Jatigede
o   DSC01192.JPGWaduk
Waduk ini masih dalam proses pengerjaan, tediri dari lempung kedap air yang tentunya baik menampung air.  Terdapat sebuah terowongan sebagai penyambung tunnel yang berukuran diameter 5 m
panjang 150 m. Fungsi dari terowongan ini adalah menyaring air.
DSC01195.JPG
Kemudian pada sisi bagian kanan terdapat penanganan tanggul pasca longsor. Hal tersebut dilakukan dengan cara sistem bor file yaitu mengebor tanah agar tidak merembes. Penanganan dan pekerjaan di waduk ini harus diselesaikan sebelum digenangi air. Karena apabila air sudah masuk dan waduk sudah menampung air, patahan atau penanganan longsor sudah tidak  bisa dikerjakan lagi.
Elevasi air yang akan ditampung di waduk ini adalah 100 m-260 m dari permukaan laut. Dan 0,5 m elevasi untuk mengontrol air.

o   Bendungan
DSC01204.JPG 
Bendungan ini terdiri dari 2 tipe bendungan
1.      Bendungan tipe urugan
Urugan ini menggunakan batu dan material khusus di bagian tengah. Formasi nya yaitu btu besar dibagian luar dan mengecil ke bagian tengah dan di tengah menggunakan material campuran yang bersifat rapuh namun keras dimana berfungsi sebagai penyerap air yang datang dari bagian waduk. Bendungan tipe urugan ini tidak sekuat bendungan beton. Hal ini dikarenakan apabila air waduk sudah melebihi batas elevasi +260,0 m maka dikhawatirkan bendungan urugan ini akan spil dan menyebabkan kejebolan bendungan urugan. Untuk mengantisipasi hal itu maka digunakan pindu radial di bagian bendungan beton untuk mengontrol air yang ada.

2.      Bendungan beton
Bendungan beton terdiri dari 4 buah celah dengan 1 pintu radial dan 1 buah terowongan kecil di bagian bawah pintu. Air baku sehari hari akan dialirkan melalui terowongan kecil di bawah tersebut namun ketika volume air waduk penuh maka pintu radial akan dibuka untuk menghindari jebolnya bendungan sehingga volume air akan mengalir dari ke 4 celah diatas.

o   Spill way
DSC01271.JPG

Spill way atau bangunan pelimpah adalah bagunan yang digunakan untuk melimpahkan air dari waduk. Hal ini dilakukan untuk menghindari banjir dan jebolnya bendungan. Spill way merupakan bendungan beton yang sudah saya jelaskan di sebelumnya.



Bangunan ini terdiri dari 4 bagian yaitu :
·         Pintu radial gate, berbentuk setengah lingkaran yang dapat ditutup dan dibuka dengan sistem hidrolik sesuai kebutuhan dari ruang kontrol
·         Jalan air
·         Plung pool sebagai peredam energi air
·         Badan 1 spill way dan badan spill way 2

Di dalam terowongan spill way masih terdapat pipa pipa yang tertanam di permukaan beton hingga ke dasar beton atau elevasi 0 m. Yang digunakan sebagai pipa untuk menginjeksikan semen yang diperlukan untuk mengisi ruang ruang, celah atau patahan di bawah permukaan beton agar beton semakin kuat dan stabil.
Kemudian diatas celah celah beton tersebut telah dipasang alat penangkal petir yang fungsinya jelas sebagai penangkal petir. Jika tidak dipasang bisa terjadi kerusakan dan matinya aliran listrik, mesin mesin di areal karena rentannya terkena petir.

o   Terowongan pengelak
DSC01205.JPG

Terowongan pengelak ini memiliki 2 tipe penyangga yaitu :
a.       Untuk rock mass type 3 atau fair rock berupa shotcrete t=10 cm dengan wiremesh besama sama dengan rockbolt
b.      Untuk rock mass type 4 atau poor rock berupa shotcrete t=10 cm dengan wiremesh, rockbolt dan steel rib. Rockbolt d=25 mm,l=6 m dipasang pada jarak kurang dari 2 m. Steel rib menggunakan profile WF 250.250.9.14 dipasang pada jarak 1,0 m pada bagian atas dan dinding terowongan.
Metoda penggalian yang dilakukan adalah peledakan dan sistem pengisian void yang dilakukan adalah grouting. Sistem lining yaitu pengecoran per blok / per segmen dengan jarak 12 meter
o   PLTA

Terowongan PLTA ini memiliki 1 tipe proteksi yaitu Untuk rock mass type 4 atau poor rock berupa shotcrete t=10 cm dengan wiremesh, rockbolt dan lattice grider. Rockbolt d=25 mm,l=6 m dipasang pada jarak kurang dari 2 m. Lattice grider menggunakan besi tulangan berdiameter 25 mm dipasang pada jarak 1,5 m pada bagian atas dan dinding terowongan.
Metoda penggalian yang dilakukan adalah peledakan dan sistem pengisian void yang dilakukan adalah grouting. Sistem lining yaitu pengecoran per blok / per segmen dengan jarak 6 meter
Kendala dalam pelaksanaan
o   Terjadinya longsoran tanah hingga 4 kali yang telah memakan korban 1 orang pekerja konstruksi.
o   Terjadinya longsoran patahan di terowongan PLN yang sangat menghambat pekerjaan karena setelah longsor terowongan tidak bisa langsung diperbaiki, namun harus menunggu hingga tanah stabil kembali sehingga mengurangi resiko kecelakaan kerja.
o   Masih belum selesainya pembebasan lahan dengan warga sekitar dan pemimndahan situs purbakala yang ada di areal Bendungan.

3.    Penutup
Dari perjalanan ke Proyek Pembangunan Bendungan Jatigede. Peserta memahami tentang pentingnya keseriusan dalam bekerja dilapangan, kemudian pentingnya keselamatan kerja dan gambaran umum dilapangan.
Dari kegiatan ini, saya dapat menyimpulkan bahwa :
o   Proyek bendungan jatigede masih mengalami hambatan dibidang
-          Teknis : kurang stabilnya tanah sehingga rawan longsor
-          Non teknis : belum selesainya pembebasan lahan dan situs purbakala
o   Proyek bendungan jatigede sudah hampir mencapai target rencana pembangunan dan pada tanggal 1 mei 2014 akan dilakukan pengaliran air pertama kali.
Saran yang dapat saya sampaikan adalah :
o   Proyek ini tidak hanya selesai setelah pembangunannya mencapai 100% namun juga perlu adanya kejelasan sistem pengontrolan dan perawatan pasca pembangunan agar bendungan dapat berfungsi secara maksimal dalam waktu yang lama.
4.    Daftar Pustaka
Laporan Akhir Tahun Supervisi Pelaksanaan Konstruksi Bendungan Jatigede – Tahun Anggaran 2010, 2011 dan 2012 – KSO PT. Indra Karya, PT. Indah Karya & Ass., PT.
Tata Guna Patria, PT Wiratman dan PT. Mettana. Consulting Engineers.
Makalah berjudul Konstruksi Terowongan dan Zona Patahan oleh Harya Muldianto dan Sony B. Wicaksono
Makalah berudul Terowongan Sebagai Saluran Pengelak dan Saluran untuk PLTA di Bendungan Jatigede oleh Bemby Sunaryo




5.    Lampiran
 seluruh foto di lampiran ini di ambil langsung dari lapangan oleh ayuninda agusandra :)
KANTOR SEKERTARIAT
RANCANGAN DIVERSSION TUNNEL
DSC01307.JPG
DSC01298.JPG
RANCANGAN DAM PROJECT
RANCANGAN TIAP SECTION
DSC01299.JPG
DSC01300.JPG
GENERAL PLAN
SIKLUS ALIRAN SUNGAI TERPADU
DSC01301.JPG
DSC01302.JPG
PEMBELOKAN ALIRAN SUNGAI DIVERSSION TUNNEL
PENYUMPANAN MATERIAL BATU
DSC01208.JPG
DSC01233.JPG
TUMPUKAN BATU YANG DI KAWAT
POMPA AIR
DSC01236.JPG
DSC01244.JPG
LETAK PLUNG POOL
PROSES PEMBUATAN BETON DENGAN ALAT
DSC01254.JPG
DSC01257.JPG



SPILL WAY DAN JALAN AIR
TEROWONGAN AIR BAKU
DSC01275.JPG
DSC01286.JPG
PENGANGKAT PINTU RADIAL
PIPA INJECTION
DSC01290.JPG
DSC01294.JPG
DSC01293.JPG

1 komentar:

ayo kasih komentarnya .. biar aku bisa lebih baik ... jangan lupa ,, komentarnya berupa kritikan dan pujian yang membangun ya :)