Sabtu, November 23, 2013

Beton Polimer



298694_292343454124828_100000475276073_1234729_514831740_n.jpgBeton Polimer
Didalam tugas kali ini saya akan membahas tentang makna beton polimer, kegunaan dan keistimewaannya sebagai material baru yang ditemukan oleh Prof Ir H Djuanda Suraatmadja dan kedua rekannya.

-          Apa yang dimaksud dengan Beton Polimer ?
Beton adalah campuran bahan bangunan berupa pasir dan kerikil atau koral kemudian diikat semen bercampur air. Sedangkan yang dimaksud dengan polimer adalah suatu zat kimia yang terdiri dari molekul-molekul yang besar dengan karbon dan hidrogen sebagai molekul utamanya. Adapun bahan baku polimer didapatkan dari limbah plastik yang didaur ulang, kemudian dicampur dengan bahan kimia lainnya. Jadi yang dimaksud dengan beton polimer adalah bahan material bangunan yang dibentuk melalui proses rekayasa komposit beton klasik dan polimer.
-          Siapa penemu Beton Polimer ?
Beton polimer ditemukan oleh Prof Ir H Djuanda Suraatmadja, beliau adalah Guru Besar Teknik Sipil ITB yang pernah menjabat Ketua Rektorium Institut Teknologi Bandung pada periode 16 Februari 1978 - 30 Mei 1979. Prof. Ir. Djuanda Suraatmadja lahir di Bandung, Jawa barat pada 3 Januari 1936. Beliau adalah anak kedua dari 12 bersaudara yang lahir dari keluarga guru di Bandung. Ayahnya, Otong Suraatmadja, adalah mantan Direktur SMA I Bandung, dan ibunya Ny Kamidah Atmadidjaja, pernah menjadi guru Sekolah Kepandaian Puteri (SKP) di Sumedang.
Beton polimer tidak hanya ditemukan oleh Prof Ir H Djuanda Suraatmadja namun juga dibantu oleh kedua rekannya yang bernama Dicky dan Budi. Dicky dan Budi merupakan partner yang masih berstatus sebagai mahasiswa.
-          Bagaimana awal mula ditemukannya Beton Polimer ?
Penelitian beton polimer pada awalnya berdasarkan pemikiran ingin mencari beton yang dalam hal-hal tertentu memiliki sifat lebih baik dari beton semen. Ternyata dari literatur diketahui, polimer memiliki sifat seperti semen. Ditambah dengan harga semen pada waktu itu yang sedang melonjak lonjak, maka dibutuhkan suatu bahan yang diharapkan dapat menjadi solusi dalam permasalahan tersebut. Penelitian ini juga didorong oleh keinginan penemu untuk memanfaatkan limbah plastik yang banyak.
-          Dimana Beton Polimer ditemukan ?
Dalam meneliti beton polimer ini, Prof Ir H Djuanda Suraatmadja dan kedua rekannya yaitu dicky dan Budi melakukan uji coba sejak tahun 1975 di Laboratorium Struktur dan Bahan serta Laboratorium lainnya di ITB (Institut Teknologi Bandung) yang beralamatkan di jalan Ganesha no. 10- Bandung  (40132) dan laboratorium LIPI ( Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia ) di Komplek LIPI, Jalan Cisitu No 21 / 154D Bandung (40135). Dan berkat kegigihan dan keseriusan mereka maka berhasillah ditemukan beton polimer yang memiliki keunngulan yang lebih dibandingkan dengan beton semen biasa.
-          Apa kegunaan dari Beton Polimer ?
Beton polimer berfungsi layaknya beto semen biasa pada umumnya. Beton polimer juga dapat digunakan sebagai pilar jembatan, pondasi bangunan, jalan pada jembatan, dinding tahan gempa (modifikasi dari dinding batu bata) dll. Beton polimer juga dapat digunakan sebagai bahan untuk memperbaiki bangunan-bangunan di dalam air.
-          Apa keistimewaan dari Beton Polimer ?
Seperti telah disinggung di kegunaan dari beton polimer,  bahwa beton polimer dapat digunakan sebagai bahan untuk memperbaiki bangunan-bangunan di dalam air. Hal tersebut disebabkan karena beton polimer dapat mengeras di dalam air.
Selain mengeras dalam air, beton polimer juga memiliki sifat sifat lainnya yang tentunya menguntungkan bagi orang yang tau cara mempergunakannya, Seperti : sifat kedap air, tidak terpengaruh sinar ultra violet, tahan terhadap larutan agresif seperti bahan kimia serta kelebihan lainnya.
Menurut kesimpulan percobaan yang dilakukan oleh sanjayaaryandi.blogspot.com. terhadap beton polimer memiliki beberapa keunggulan lainnya yaitu :
1.      Densitas terbesar pada beton polimer didapat pada komposisi 80:20 % (antara berat total agregat dan filler abu batu) yaitu sebesar 2,1312 gram/cm3. Untuk beton normal densitas > 2,016 g/cm3 sehingga densitas pada beton polimer termasuk katagori beton normal.
2.      Penyerapan air minimum pada beton polimer didapat pada komposisi 80:20 % (antara berat total agregat dan filler abu batu) yaitu sebesar 0,0790 % masuk standar dimana standar penyerapan air untuk beton polimer dengan penyerapan maksimum 0,2 % (ASTM C-20).
3.      Kuat tekan terbesar pada beton polimer didapat pada komposisi 80:20 % (antara berat total agregat dan filler abu batu) yaitu sebesar 31,71  MPa. Beton polimer yang dibuat adalah termasuk dalam kategori beton yang dapat digunakan sebagai bahan konstruksi struktural dengan syarat > 17 MPa.
4.      Kuat tarik belah terbesar pada beton polimer didapat pada komposisi 80:20 % (antara berat total agregat dan filler abu batu) yaitu sebesar  6,38 MPa sehingga termasuk katagori beton normal dikarenakan adanya perpanjangan tinggi sampel akibat pengovenan sehingga berpengaruh terhadap nilai kuat tarik belah.
5.      Kuat tarik lentur terbesar pada beton polimer didapat pada komposisi 80:20 % (antara berat total agregat dan filler abu batu) yaitu sebesar 25,3794 MPa memenuhi standar polymer concrete dengan binder resin epoksi yaitu sebesar 15 - 50 Mpa
6.      Kualitas beton optimum diperoleh pada komposisi 80:20 % (antara berat total agregat dan filler abu batu) dengan penambahan resin epoksi sebanyak 25% dari berat total agregat.
7.      Pemilihan polimer sebagai bahan pengganti semen mempunyai keuntungan dalam proses pengerjaan dimana waktu yang dibutuhkan sedikit dan mempunyai kekuatan yang besar.
8.      Analisis struktur mikro dengan (SEM) menunjukan bahwa rongga-rongga di dalam beton terdistribusi secara merata.



Kesimpulan dari percobaan tersebut menyatakan bahwa kualitas beton polimer sama halnya dengan kualitan standar beton pada umumnya. Hal ini menjelaskan kepada kita bahwa material tersebut memang sudah layak untuk digunakan dalam kehidupan nyata bidang konstruksi. Namun meskipun sudah memenuhi standar kualitas beton yang ada, beton polimer tetap memiliki kekurangan tersendiri. Salah satu kekurangannya tersebut adalah :
1.      Belum adanya solusi untuk harga beton polimer yang masih lebih tinggi dibanding dengan beton semen. Terkecuali untuk daerah Irian Jaya, dimana harga semen sangat mahal sehingga harga beton polimer dibawah harga beton semen. Namun meskipun demikian tetap saja harga beton polimer masih terbilang cukup tinggi. Oleh karena itu, beton polimer pada akhirnya lebih banyak digunakan untuk rehabilitasi bangunan bangunan yang rusak saja.

2.      Terdapat enam jenis polimer yang masih diproduksi secara terbatas dan hanya berdasarkan pesanan. Meskipun Prof Ir H Djuanda Suraatmadja mengakui tentang ketiadaan modal, tetapi ia belum bersedia menjual hak patennya. Keenam jenis polimer tersebut adalah JDB-01 Grout dan JDB-05 Coat merupakan dua jenis bahan polimer hasil penelitian yang sudah dipatenkan dengan judul Beton Polimer untuk Perbaikan Struktur Beton dengan nomor paten P-981069. Empat jenis bahan polimer lainnya yang sudah dipatenkan juga adalah JDB-02 Seal, JDB-03 Bond, JDB-04 Prepack dan JDB-06 Shot. Nama JDB merupakan singkatan dari penemunya Juanda Dicky dan Budi. Kemudian kegunaan dan sifat dari masing masing polimer berbeda beda, yaitu :
a)      JDB-01 Grout, misalnya, merupakan bahan untuk pekerjaan grouting (pelapisan untuk menutupi celah).
b)      Sedangkan JDB-02 Seal merupakan bahan pelapis/penutup retakan pada pekerjaan grouting.
c)      Untuk merekatkan dua permukaan digunakan polimer JDB-3 Bond yang memiliki daya adesi tinggi.
d)     Sedangkan untuk beton prepack digunakan JDB-04 Prepack.
e)      Dan JDB-05 Coat digunakan untuk pelapis dinding, lantai dan permukaan struktur bangunan lainnya dari gesekan atau agresi.
f)       Polimer JDB-06 Shot merupakan bahan untuk pekerjaan shotcrete.
Daftar Pustaka

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

ayo kasih komentarnya .. biar aku bisa lebih baik ... jangan lupa ,, komentarnya berupa kritikan dan pujian yang membangun ya :)