Sabtu, November 23, 2013

Ir. Tjokorda Raka Sukawati : Penemu Landasan Putar Bebas Hambatan



Nama       : Ayuninda Agusandra             Tanggal           : 5 September 2013
NIM         :16613202                                 Mata Kuliah    :  Pengantar Rekayasa dan Desain
Fakultas   : FTSL                                       Tugas Ke        :  1
ARTIKEL
Ir. Tjokorda Raka Sukawati : Penemu Landasan Putar Bebas Hambatan
Ide dari Ir. Tjokorda, didapat setelah melakukan uzlah untuk mendapatkan ilham agar jalan tol yang dibuat nanti tidak menghambat jalur lalu-lintas.
Penemuan landasan putar bebas hambatan ini berkenaan dengan pekerjaan konstruksi di bidang teknik sipil. Lebih khususnya berkenaan dengan upaya mengangkat benda berat dan selanjutnya memutarnya terhadap sumbu vertikal dari konstruksi pendukung tempat benda berat itu diletakkan. 
Cara umum yang digunakan di bidang teknologi ini untuk mengangkat dan memutar benda berat adalah dengan memakai teflon (merk dagang) dan menggunakan alat pengangkat yang berada di luar konstruksi dan dongkrak hidrolik yang berdiri di atas rel atau rol agar dapat memutar benda tersebut. Metode semacam ini memerlukan konstruksi peralatan pengangkat dari baja yang sangat berat dan mahal. 
Lagi pula, pekerjaan mengangkat dan memutar benda berat menurut teknologi sebelum ini memerlukan “framework” (kerangka penyangga) yang akan melintang pada jalan yang telah ada sehingga amat mengganggu lalu lintas. 
Masalah-masalah diatas akhirnya dapat dipecahkan dengan peralatan menurut penemuan Ir. Tjokorda yang dapat di putar tanpa gesekan/hambatan yang berarti yang pembuatannya hanya memerlukan alat-alat yang relatif sederhana dan material yang relatif murah. Sedang penggunaan peralatan tersebut tidak akan begitu mengganggu lalu-lintas karena “framework” itu dipasang ketika benda berat dimaksud berada sejajar dengan sumbu jalan. Juga, karena peralatan penemuan ini secara permanen tinggal dalam badan konstruksi akhir, maka waktu dan biaya penyelesaian bisa pula dihemat. 
Sayangnya penemuan penting di bidang jalan tol ini, dengan konsultan paten Dr.Ir. Heraty Noerhadi Rooseno, baru mendapatkan patennya tahun 1995. Padahal telah mendaftar sekitar tujuh tahun yang lalu. Jadi, cukup lambat prosesnya
Sumber Artikel :
ULASAN
Didalam tugas kali ini saya akan mengulas sedikit artikel tentang penemu Landasan Putar Bebas Hambatan yaitu Ir. Tjokarda Raka Sukawati. Penemuannya ini sudah diakui dan digunakan dalam skala internasional. Pembiayaan yang murah dan penggunaan effektif tanpa mempengaruhi aktifitas jalan dibawahnya sehari hari membuat penemuan ini sangat menguntungkan dan akhirnya digunakan oleh beberapa negara dalam pembangunannya.
Penemu Landasan Putar Bebas Hambatan adalah Tjokarda Raka Sukawati. Beliau lahir di Ubud Bali, 3 Mei 1931. Beliau sempat mengenyam pendidikan di Institut Teknologi Bandung dan mendapatkan gelar insinyur di bidang Teknik Sipil pada tahun 1962. Kemudian beliau melanjutkan pendidikannya dan mendapatkan gelar Doktor dari Universitas Gadjah Mada pada tahun 1996. Sempat bekerja di PT.Hutama Karya yang bergerak di bidang jasa konstruksi dan infrastruktur, yang juga merupakan Badan Usaha Milik Negara (BUMN) di bawah departemen Pekerjaan Umum (PU). Beliau juga merupakan pendiri dari Fakultas Teknik Universitas Udayana yang sekarang sudah pensiun namun masih tetap berkarya dari kampung halamannya Ubud, Bali.
Tjokarda adalah seorang insinyur indonesia yang menemukan konstruksi sosrobahu yaitu teknik yang memudahkan pembangunan jalan layang tanpa mengganggu arus lalu lintas pada saat pembangunannya. Teknik sosrobahu adalah teknik konstruksi yang digunakan terutama untuk memutar bahu lengan beton jalan layang. Lengan jalan layang diletakan sejajar dengan jalan dibawahnya dan kemudian diputar 90o sehingga pembangunannya tidak mengganggu arus lalu lintas jalanan yang ada dibawahnya. Teknik ini terbukti efektif digunakan untuk membuat jalan layang di kota kota besar. Teknik tersebut memungkinkan untuk aktivitas masyarakat sehari hari termasuk transportasi dan lalu lintas dijalannya tidak akan terganggu. Hal ini juga berfungsi dalam memaksimalkan penggunaan ruang di kota kota besar yang tentunya memiliki batas ruang kota yang ada.
Penamaan Teknologi Sosrobahu dilakukan ketika pemasangan yang ke – 85 pada awal November 1989. Pada saat itu penamaan tenik tersebut diberi dan disaksikan pula oleh Presiden Soeharto yang sedang menjabat sesuai dengan nama tokoh cerita sisipan Mahabrata. Sejak saat itulah teknologi ini dikenal dengan reknologi Sosrobahu.
“Ide dari Ir. Tjokorda, didapat setelah melakukan uzlah untuk mendapatkan ilham agar jalan tol yang dibuat nanti tidak menghambat jalur lalu-lintas.”
Yang dimaksudkan oleh paragraf diatas adalah saat Ir. Tjokarda mendapat order membangun jalan raya diatas jalan by pass Ahmad Yani dimana pembangunan tersebut tidak boleh mengganggu lalu lintas jalan dibawahnya. Ia sebagai salah satu insinyur di PT. Hutama Karya memikirkan beberapa alternatif yang dapat dilakukan. Rencana yang akan dilakukan saat itu adalah dibutuhkan adanya beton penyangga jalan yang berjarak 30 m satu sama lain, kemudian diatas jalan tersebut terbentang 22 m tiang beton. Permasalahannya adalah mengecor lengan tiang beton tersebut. Apabila menggunakan cara konvensional, yang akan dilakukan adalah memasang besi penyangga di bawah bentangan tiang beton tersebut. Namun tentunya cara ini akan mengganggu aktivitas dan menghambat kelancaran lalu lintas di jalan bawah. Dan pilihan yang ke dua adalah memasang besi penyangga secara gantung, namun hal ini akan menghabiskan biaya yang jauh lebih besar. Untuk itu, Tjokarda melakukan izlah untuk mendapatkan ilham agar pembangunan jalan raya tesebut tidak menghambat jalur lalu lintas.
Pada tanggal 27 juli 1988 pukul 10 malam waktu jakarta, penggunaan dua cakram besi bergaris tengah 80 cm yang mampu menahan beban 625 ton diuji fungsikan. Kedalam ruang antara kedua piringan itu dipompakan minyak oli. Dan dipasang sebuah penutup karet sekat diantara tepian piring besi itu untuk menjaga minyak tak terdorong keluar meski bertekanan tinggi. Lewat pipa kecil, minyak tangkupan piring itu dihubungkan dengan sebuah pompa hidrolik. Dan malam itu pompa hidrolik dioprasikan hingga titik tekan 78 kg/cm2, lengan tiang beton tersebut mengambang diatas atap dan didorong sedikit hingga berputar 90o.
Setelah percobaan pertama berhasil, Ir. Tjokorda menerapkan teknik ini di jalan jalan yang ia bentuk selanjutnya. Bahkan saat ini, teknik ini sudah digunakan di beberapa bagian negara termasuk Amerika. Bentuk nyata dari teknik ini dapat anda liat di Filipina, di Metro Manila – ruas Bilamore-Bicutan, Malaysia, Siungapura dan Thailand.
“Sayangnya penemuan penting di bidang jalan tol ini, dengan konsultan paten Dr.Ir. Heraty Noerhadi Rooseno, baru mendapatkan patennya tahun 1995. Padahal telah mendaftar sekitar tujuh tahun yang lalu. Jadi, cukup lambat prosesnya”.
Dari ulasan ulasan sebelumnya diatas, kita telah mengetahui begitu hebatnya karya anak bangsa ini. Namun sangat disayangkan ketika paragraf terakhir di artikel menyatakan bahwa penemuan penting ini baru mendapatkan patennya tahun 1995 dan setelah menunggu 7 tahun setelah pendaftaran. Hal ini sangat memprihatinkan, mengingat karya anak bangsa ini bisa saja ditiru dan diakui sebagai karya bangsa lain didalam waktu 7 tahun yang tidak singkat itu. Bahkan paten dari Jepang bisa diberikan pada tahun 1992 yaitu 3 tahun lebih awal dibandingkan dengan pemberian hak paten dari indonesia. Selain dari indonesia dan jepang, Ir. Tjokorda mendapatkan pula hak paten atas teknologi Sosrobahu dari Malaysia dan Filipina.

Sumber :
-          GATRA, Hutama Karya, Pikiran Rakyat

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

ayo kasih komentarnya .. biar aku bisa lebih baik ... jangan lupa ,, komentarnya berupa kritikan dan pujian yang membangun ya :)