Laporan studi Lapangan
“Bendungan Jatigede”
1.
Pembukaan
Bendungan
Jatigede adalah proyek bendungan yang terletak di Desa Cijeungjing, Kecamatan Jatigede,
Kabupaten Sumedang - Jawa barat. Proyek Bendungan ini kedua terbesar
seindonesia setelah bendungan Jatiluhur.
Pada
tanggal 9 november 2013, mahasiswa fakultas Teknik Sipil dan Lingkungan
mengunjungi Bendungan Jatigede untuk melihat proses pembuatan bendungan dan
sebagai pembelajaran di lapangan. Studi lapangan tersebut menggunakan 10 bis
dengan peserta kurang lebih 430 orang mahasiswa dan mahasiswi serta staff dari Fakultas
Tekhnik Sipil dan Lingkungan. Kegiatan tersebut dimulai dari pukul 6.00 WIB
hingga 21.00 WIB.
Dengan
adanya kegiatan ini diharapkan peserta mampu memahami situasi kerja dilapangan
dan mendapat gambaran tentang suatu proyek pekerjaan yang melibatkan lebih dari
satu disiplin ilmu. Di lapangan, peserta juga diharapkan memahami proteksi
keselamatan kerja dan peraturan yang ada di proyek Bendungan Jatigede.
Sistem Managemen Keselamatan Kerja
dan Lingkungan Proyek Bendungan Jatigede
1. Mematuhi
peraturan yang berlaku
2. Didampingi
oleh ahli atau petugas dari pihak Proyek Bendungan
3. Menjaga
keselamatan diri dan lingkungan
4. Perempuan
tidak diperbolehkan untuk masuk ke tunnel terkait masalah situs
5. Apabila
ada kejadian darurat, peserta diharapkan tenang dan mengikuti arahan dari
petugas/ ahli dari proyek
6. Apabila
ada kejanggalan maka laporkan ke petugas keselamatan kerja dengan ciri – ciri
menggunakan helm berwarna merah
Standar Peralatan di
Proyek Bendungan Jatigede
a. Helm
b. Sepatu
tertutup
c. Sarung
tangan
d. Jaket
2.
Isi
Bendungan
Jatigede adalah proyek bendungan yang terletak di Desa Cijeungjing, Kecamatan
Jatigede, Kabupaten Sumedang - Jawa barat. Proyek Bendungan ini kedua terbesar
seindonesia setelah bendungan Jatiluhur.
Latar belakang pembangunan
bendungan jatigede :
a. Banjir
rutin yang menggenang 14.000 ha lahan di bagian hilir sungai, Indramayu Jawa
barat karena intensitas curah hujan yang tinggi di lereng lereng gunung.
b. Saat
musim kemarau lahan pertanian sebanyak 50 .000 ha di bagian hilir mengalami
kekurangan air, karena 2,5 milyar m3/s air sungai cimanuk dalam satu tahun yang
seharusnya dapat mengairi lahan malah terbuang sia sia ke laut.
Disamping permasalahan yang ada di
sekitar sungai cimanuk, sungai tersebut juga memiliki potensi yang dapat
dimaksimalkan mengingat sungai cimanuk merupakan sungai terbesar kedua di
indonesia. Potensi sungai cimanuk adalah
:
a.
Memiliki debit air 4 m3/s
b.
Memiliki curah hujan 1000 m3/s dalam
satu tahun
Untuk memaksimalkan potensi yang
dimiliki oleh sungai cimanuk maka dibentuklah proyek bendungan Jatigede yang
direncanakan akan memiliki manfaat :
A. Menyuplai
kebutuhan air irigasi untuk 90.000 ha.
B. membangkitkan
listrik tenaga Air dengan kapasitas sebesar 110 MW
C. menyuplai
kebutuhan air baku sebesar 3.500 liter/detik
D. mengendalikan
banjir untuk 14.000 ha lahan
Dengan
dibentuknya bendungan jatigede maka akan memaksimalkan air yang ada di sungai
citarum. Proyek bendungan jatigede di rencanakan dari mulai tahun 1972. Pada
tahun 2004, perencanaan sudah menghasilkan detail desain bendungan jatigede. Namun
berdasarkan surat perintah mulai kerja (SPMK), pekerjaan fisik dimulai pada
tanggal 15 November 2007. Hal tersebut memperlihatkan bahwa perencanaan
pelaksanaan bendungan jatigede memakan waktu yang cukup lama.
Hal tersebut
dikarenakan adanya beberapa faktor yang harus benar benar ditinjau seperti
:
a. lingkungan
b. hidrologi
c. rencana
ukuran bendungan
d. sistem
pembuatan bendungan
Selain
itu banyak pula faktor kendala yang
menghambat proses pembangunan bendungan jatigede seperti :
o
Lingkungan
a. Faktor
kendala pembebasan lahan warga
b. Pemindahan
pemukiman warga
c. Pemindahan
fasilitas umum dan sosial
d. Kontroversi
dengan peniadaan lahan hutan
e. Penggantian
lahan PERHUTANI
f. Pemindahan
situs situs purbakala
g. Terganggunya
habitat hewan yang ada di lingkungan tersebut
o
Geologi
Kemungkinan terjadinya longsor atau
gerakan tanah akibat penggalian/ pembukaan lahan konstruksi karena lokasi
bendungan secara umum memiliki struktur geologi tektonik yang intensif dan
kompleks
o
Erosi dan sedimentasi
Laju erosi dan sedimentasi di derah hulu
bendungan jatigede terhitung tinggi sehingga apabila tidak ada penanggulangan
bendungan tersebut diperkirakan hanya berfungsi baik sekitar 24- 41 tahun saja.
o
Kualitas air
Kualitas air di daerah jatigede saat ini
sudah menunjukan penurunan mutu, hal ini disebabkan karena sudah terpolusi oleh
limbah rumah tangga dan limbah pertanian.
Meskipun
banyak kendala yang menghambat namun sertifikat AMDAL tetap didapatkan pada
tahun 2003 dan di review ulang dan di sahkan kembali pada tahun 2008.
Pada
tanggal 26 oktober 2013 progres fisik yang telah dicapai proyek bendungan
jatigede adalah 86,86 % dari rencana awal yaitu 85,99 %. dan progres pendanaan
proyek sudah mencapai 64,74 % dari 411 juta USD total anggaran yang
diperkirakan atau sekitar Rp. 1.300.740.000.000
rupiah.
Data teknis Bendungan
Jatigede
Bendungan
jatigede dengan luas daerah aliran sungai 1.460 km2, memiliki volume aliran
permukaan ssebesar 2,5 milyar m3 per tahun (BBWS 2009).
a.
Waduk
o
Muka air
(MA) banjir max :
elevasi +262,0 m
o
MA operasi max : elevasi +260.0 m
o
MA operasi min : elevasi +230,0 m
o
Luas permukaan waduk (elevasi 262 m) : 41,22 km2
b. Bendungan
o
Tipe :
Urugan batu, inti tegak
o
Elevasi mercu bendungan : elevasi +265,0 m
o
Panjang bendungan : 1,715 m
o
Lebar mercu bendungan : 12 m
o
Tinggi bendungan max : 110 m
o
Volume timbunan : 6,7 106 m3
c. Spill way
o
Lokasi :Di
tengah tubuh bendungan
o
Tipe :Gated
spillway with chute way
o
Crest :
Lebar 50 m, el +247,0 m
o
Dimensi radial gates :4 buah, L=15,5
T = 14,5 m
o
Q outflow : 4,442 m3/dt
d. Intake irigasi
o
Lokasi :
Dibawah spill way
o
Irrigation inlet appron :el +204,0 m menjadi
+221,0 m
o
Tipe :
Reinforced concrete conduit
o
Dimensi :
D = 10 m, L = 400 m
e. Terowongan pengelak
o
Lokasi :
Under the spillway
o
Inlet level : el +164,0 m
o
Tipe :
Circular lined reinforced concrete
o
Debit rencana : 3.200 m3/detik
o
Dimensi terowongan : D = 10 m, L =
556 m
f. PLTA
o
Lokasi :
Right abutment
o
Power inlet apron : el + 221,0 m
o
Headrace tunnel : D = 4,5 m, L = 3.095 m
o
Design head : 170 m
o
Tipe turbin : Francis
o
Kapasitas terpasang : 2 x 55 MW
= 110 MW
o
Produksi rata rata : 690
GWH/ tahun, debit rerata 73m3/detik
Detail Bendungan
Jatigede
o
Waduk
Waduk ini masih dalam proses pengerjaan,
tediri dari lempung kedap air yang tentunya baik menampung air. Terdapat sebuah terowongan sebagai penyambung
tunnel yang berukuran diameter 5 m
panjang 150 m. Fungsi dari terowongan
ini adalah menyaring air.
Kemudian pada sisi
bagian kanan terdapat penanganan tanggul pasca longsor. Hal tersebut dilakukan
dengan cara sistem bor file yaitu mengebor tanah agar tidak merembes. Penanganan
dan pekerjaan di waduk ini harus diselesaikan sebelum digenangi air. Karena
apabila air sudah masuk dan waduk sudah menampung air, patahan atau penanganan
longsor sudah tidak bisa dikerjakan
lagi.
Elevasi air yang akan
ditampung di waduk ini adalah 100 m-260 m dari permukaan laut. Dan 0,5 m
elevasi untuk mengontrol air.
o
Bendungan
Bendungan
ini terdiri dari 2 tipe bendungan
1. Bendungan
tipe urugan
Urugan ini menggunakan batu dan material
khusus di bagian tengah. Formasi nya yaitu btu besar dibagian luar dan mengecil
ke bagian tengah dan di tengah menggunakan material campuran yang bersifat
rapuh namun keras dimana berfungsi sebagai penyerap air yang datang dari bagian
waduk. Bendungan tipe urugan ini tidak sekuat bendungan beton. Hal ini
dikarenakan apabila air waduk sudah melebihi batas elevasi +260,0 m maka
dikhawatirkan bendungan urugan ini akan spil dan menyebabkan kejebolan
bendungan urugan. Untuk mengantisipasi hal itu maka digunakan pindu radial di
bagian bendungan beton untuk mengontrol air yang ada.
2. Bendungan
beton
Bendungan beton terdiri dari 4 buah
celah dengan 1 pintu radial dan 1 buah terowongan kecil di bagian bawah pintu.
Air baku sehari hari akan dialirkan melalui terowongan kecil di bawah tersebut
namun ketika volume air waduk penuh maka pintu radial akan dibuka untuk
menghindari jebolnya bendungan sehingga volume air akan mengalir dari ke 4
celah diatas.
o
Spill
way
Spill way atau bangunan
pelimpah adalah bagunan yang digunakan untuk melimpahkan air dari waduk. Hal
ini dilakukan untuk menghindari banjir dan jebolnya bendungan. Spill way
merupakan bendungan beton yang sudah saya jelaskan di sebelumnya.
Bangunan
ini terdiri dari 4 bagian yaitu :
·
Pintu radial gate, berbentuk setengah
lingkaran yang dapat ditutup dan dibuka dengan sistem hidrolik sesuai kebutuhan
dari ruang kontrol
·
Jalan air
·
Plung pool sebagai peredam energi air
·
Badan 1 spill way dan badan spill way 2
Di dalam terowongan
spill way masih terdapat pipa pipa yang tertanam di permukaan beton hingga ke
dasar beton atau elevasi 0 m. Yang digunakan sebagai pipa untuk menginjeksikan
semen yang diperlukan untuk mengisi ruang ruang, celah atau patahan di bawah
permukaan beton agar beton semakin kuat dan stabil.
Kemudian diatas celah
celah beton tersebut telah dipasang alat penangkal petir yang fungsinya jelas
sebagai penangkal petir. Jika tidak dipasang bisa terjadi kerusakan dan matinya
aliran listrik, mesin mesin di areal karena rentannya terkena petir.
o
Terowongan
pengelak
Terowongan pengelak ini
memiliki 2 tipe penyangga yaitu :
a.
Untuk rock mass type 3 atau fair rock
berupa shotcrete t=10 cm dengan wiremesh besama sama dengan rockbolt
b.
Untuk rock mass type 4 atau poor rock
berupa shotcrete t=10 cm dengan wiremesh, rockbolt dan steel rib. Rockbolt d=25
mm,l=6 m dipasang pada jarak kurang dari 2 m. Steel rib menggunakan profile WF
250.250.9.14 dipasang pada jarak 1,0 m pada bagian atas dan dinding terowongan.
Metoda
penggalian yang dilakukan adalah peledakan dan sistem pengisian void yang
dilakukan adalah grouting. Sistem lining yaitu pengecoran per blok / per segmen
dengan jarak 12 meter
o
PLTA
Terowongan PLTA ini
memiliki 1 tipe proteksi yaitu Untuk rock mass type 4 atau poor rock berupa
shotcrete t=10 cm dengan wiremesh, rockbolt dan lattice grider. Rockbolt d=25
mm,l=6 m dipasang pada jarak kurang dari 2 m. Lattice grider menggunakan besi
tulangan berdiameter 25 mm dipasang pada jarak 1,5 m pada bagian atas dan
dinding terowongan.
Metoda
penggalian yang dilakukan adalah peledakan dan sistem pengisian void yang
dilakukan adalah grouting. Sistem lining yaitu pengecoran per blok / per segmen
dengan jarak 6 meter
Kendala dalam pelaksanaan
o
Terjadinya longsoran tanah hingga 4 kali
yang telah memakan korban 1 orang pekerja konstruksi.
o
Terjadinya longsoran patahan di
terowongan PLN yang sangat menghambat pekerjaan karena setelah longsor
terowongan tidak bisa langsung diperbaiki, namun harus menunggu hingga tanah
stabil kembali sehingga mengurangi resiko kecelakaan kerja.
o
Masih belum selesainya pembebasan lahan
dengan warga sekitar dan pemimndahan situs purbakala yang ada di areal
Bendungan.
3.
Penutup
Dari perjalanan ke
Proyek Pembangunan Bendungan Jatigede. Peserta memahami tentang pentingnya
keseriusan dalam bekerja dilapangan, kemudian pentingnya keselamatan kerja dan
gambaran umum dilapangan.
Dari kegiatan ini, saya
dapat menyimpulkan bahwa :
o
Proyek bendungan jatigede masih
mengalami hambatan dibidang
-
Teknis : kurang stabilnya tanah sehingga
rawan longsor
-
Non teknis : belum selesainya pembebasan
lahan dan situs purbakala
o
Proyek bendungan jatigede sudah hampir
mencapai target rencana pembangunan dan pada tanggal 1 mei 2014 akan dilakukan
pengaliran air pertama kali.
Saran yang dapat saya
sampaikan adalah :
o
Proyek ini tidak hanya selesai setelah
pembangunannya mencapai 100% namun juga perlu adanya kejelasan sistem
pengontrolan dan perawatan pasca pembangunan agar bendungan dapat berfungsi
secara maksimal dalam waktu yang lama.
4.
Daftar
Pustaka
Laporan Akhir Tahun Supervisi
Pelaksanaan Konstruksi Bendungan Jatigede – Tahun Anggaran 2010, 2011 dan 2012
– KSO PT. Indra Karya, PT. Indah Karya & Ass., PT.
Tata Guna Patria, PT Wiratman dan PT.
Mettana. Consulting Engineers.
Makalah berjudul Konstruksi Terowongan
dan Zona Patahan oleh Harya Muldianto dan Sony B. Wicaksono
Makalah berudul Terowongan Sebagai
Saluran Pengelak dan Saluran untuk PLTA di Bendungan Jatigede oleh Bemby Sunaryo
5.
Lampiran
seluruh foto di lampiran ini di ambil langsung dari lapangan oleh ayuninda agusandra :)
KANTOR
SEKERTARIAT
|
RANCANGAN
DIVERSSION TUNNEL
|
RANCANGAN
DAM PROJECT
|
RANCANGAN
TIAP SECTION
|
GENERAL
PLAN
|
SIKLUS
ALIRAN SUNGAI TERPADU
|
PEMBELOKAN
ALIRAN SUNGAI DIVERSSION TUNNEL
|
PENYUMPANAN
MATERIAL BATU
|
TUMPUKAN
BATU YANG DI KAWAT
|
POMPA
AIR
|
LETAK
PLUNG POOL
|
PROSES
PEMBUATAN BETON DENGAN ALAT
|
SPILL
WAY DAN JALAN AIR
|
TEROWONGAN
AIR BAKU
|
PENGANGKAT
PINTU RADIAL
|
PIPA
INJECTION
|
punya data struktur organisasi proyeknya gak
BalasHapus