Nama :
Ayuninda Agusandra Tanggal : 5 September 2013
NIM :16613202
Mata
Kuliah : Pengantar Rekayasa dan Desain
Fakultas :
FTSL Tugas
Ke : 1
ARTIKEL
Ir. Tjokorda Raka Sukawati : Penemu Landasan
Putar Bebas Hambatan
Ide dari Ir. Tjokorda, didapat setelah
melakukan uzlah untuk mendapatkan ilham agar jalan tol yang dibuat nanti tidak
menghambat jalur lalu-lintas.
Penemuan landasan putar bebas
hambatan ini berkenaan dengan pekerjaan konstruksi di bidang teknik sipil. Lebih
khususnya berkenaan dengan upaya mengangkat benda berat dan selanjutnya
memutarnya terhadap sumbu vertikal dari konstruksi pendukung tempat benda berat
itu diletakkan.
Cara umum yang digunakan di bidang
teknologi ini untuk mengangkat dan memutar benda berat adalah dengan memakai
teflon (merk dagang) dan menggunakan alat pengangkat yang berada di luar
konstruksi dan dongkrak hidrolik yang berdiri di atas rel atau rol agar dapat
memutar benda tersebut. Metode semacam ini memerlukan konstruksi peralatan
pengangkat dari baja yang sangat berat dan mahal.
Lagi pula, pekerjaan mengangkat dan
memutar benda berat menurut teknologi sebelum ini memerlukan “framework”
(kerangka penyangga) yang akan melintang pada jalan yang telah ada sehingga
amat mengganggu lalu lintas.
Masalah-masalah diatas akhirnya
dapat dipecahkan dengan peralatan menurut penemuan Ir. Tjokorda yang dapat di
putar tanpa gesekan/hambatan yang berarti yang pembuatannya hanya memerlukan
alat-alat yang relatif sederhana dan material yang relatif murah. Sedang
penggunaan peralatan tersebut tidak akan begitu mengganggu lalu-lintas karena
“framework” itu dipasang ketika benda berat dimaksud berada sejajar dengan
sumbu jalan. Juga, karena peralatan penemuan ini secara permanen tinggal dalam
badan konstruksi akhir, maka waktu dan biaya penyelesaian bisa pula
dihemat.
Sayangnya penemuan penting di bidang
jalan tol ini, dengan konsultan paten Dr.Ir. Heraty Noerhadi Rooseno, baru
mendapatkan patennya tahun 1995. Padahal telah mendaftar sekitar tujuh tahun
yang lalu. Jadi, cukup lambat prosesnya
Sumber
Artikel :
ULASAN
Didalam
tugas kali ini saya akan mengulas sedikit artikel tentang penemu Landasan Putar
Bebas Hambatan yaitu Ir. Tjokarda Raka Sukawati. Penemuannya ini sudah diakui
dan digunakan dalam skala internasional. Pembiayaan yang murah dan penggunaan
effektif tanpa mempengaruhi aktifitas jalan dibawahnya sehari hari membuat
penemuan ini sangat menguntungkan dan akhirnya digunakan oleh beberapa negara
dalam pembangunannya.
Penemu Landasan Putar Bebas Hambatan
adalah Tjokarda Raka Sukawati. Beliau lahir di Ubud Bali, 3 Mei 1931. Beliau
sempat mengenyam pendidikan di Institut Teknologi Bandung dan mendapatkan gelar
insinyur di bidang Teknik Sipil pada tahun 1962. Kemudian beliau melanjutkan
pendidikannya dan mendapatkan gelar Doktor dari Universitas Gadjah Mada pada
tahun 1996. Sempat bekerja di PT.Hutama Karya yang bergerak di bidang jasa
konstruksi dan infrastruktur, yang juga merupakan Badan Usaha Milik Negara
(BUMN) di bawah departemen Pekerjaan Umum (PU). Beliau juga merupakan pendiri
dari Fakultas Teknik Universitas Udayana yang sekarang sudah pensiun namun
masih tetap berkarya dari kampung halamannya Ubud, Bali.
Tjokarda adalah seorang insinyur
indonesia yang menemukan konstruksi sosrobahu yaitu teknik yang memudahkan
pembangunan jalan layang tanpa mengganggu arus lalu lintas pada saat
pembangunannya. Teknik sosrobahu adalah teknik konstruksi yang digunakan
terutama untuk memutar bahu lengan beton jalan layang. Lengan jalan layang
diletakan sejajar dengan jalan dibawahnya dan kemudian diputar 90o
sehingga pembangunannya tidak mengganggu arus lalu lintas jalanan yang ada
dibawahnya. Teknik ini terbukti efektif digunakan untuk membuat jalan layang di
kota kota besar. Teknik tersebut memungkinkan untuk aktivitas masyarakat sehari
hari termasuk transportasi dan lalu lintas dijalannya tidak akan terganggu. Hal
ini juga berfungsi dalam memaksimalkan penggunaan ruang di kota kota besar yang
tentunya memiliki batas ruang kota yang ada.
Penamaan Teknologi Sosrobahu
dilakukan ketika pemasangan yang ke – 85 pada awal November 1989. Pada saat itu
penamaan tenik tersebut diberi dan disaksikan pula oleh Presiden Soeharto yang
sedang menjabat sesuai dengan nama tokoh cerita sisipan Mahabrata. Sejak saat
itulah teknologi ini dikenal dengan reknologi Sosrobahu.
“Ide dari Ir. Tjokorda, didapat
setelah melakukan uzlah untuk mendapatkan ilham agar jalan tol yang dibuat
nanti tidak menghambat jalur lalu-lintas.”
Yang dimaksudkan oleh paragraf
diatas adalah saat Ir. Tjokarda mendapat order membangun jalan raya diatas
jalan by pass Ahmad Yani dimana
pembangunan tersebut tidak boleh mengganggu lalu lintas jalan dibawahnya. Ia
sebagai salah satu insinyur di PT. Hutama Karya memikirkan beberapa alternatif
yang dapat dilakukan. Rencana yang akan dilakukan saat itu adalah dibutuhkan
adanya beton penyangga jalan yang berjarak 30 m satu sama lain, kemudian diatas
jalan tersebut terbentang 22 m tiang beton. Permasalahannya adalah mengecor
lengan tiang beton tersebut. Apabila menggunakan cara konvensional, yang akan
dilakukan adalah memasang besi penyangga di bawah bentangan tiang beton
tersebut. Namun tentunya cara ini akan mengganggu aktivitas dan menghambat
kelancaran lalu lintas di jalan bawah. Dan pilihan yang ke dua adalah memasang
besi penyangga secara gantung, namun hal ini akan menghabiskan biaya yang jauh
lebih besar. Untuk itu, Tjokarda melakukan izlah untuk mendapatkan ilham agar
pembangunan jalan raya tesebut tidak menghambat jalur lalu lintas.
Pada tanggal 27 juli 1988 pukul 10
malam waktu jakarta, penggunaan dua cakram besi bergaris tengah 80 cm yang
mampu menahan beban 625 ton diuji fungsikan. Kedalam ruang antara kedua
piringan itu dipompakan minyak oli. Dan dipasang sebuah penutup karet sekat diantara
tepian piring besi itu untuk menjaga minyak tak terdorong keluar meski
bertekanan tinggi. Lewat pipa kecil, minyak tangkupan piring itu dihubungkan
dengan sebuah pompa hidrolik. Dan malam itu pompa hidrolik dioprasikan hingga
titik tekan 78 kg/cm2, lengan tiang beton tersebut mengambang diatas atap dan
didorong sedikit hingga berputar 90o.
Setelah percobaan pertama berhasil,
Ir. Tjokorda menerapkan teknik ini di jalan jalan yang ia bentuk selanjutnya.
Bahkan saat ini, teknik ini sudah digunakan di beberapa bagian negara termasuk
Amerika. Bentuk nyata dari teknik ini dapat anda liat di Filipina, di Metro
Manila – ruas Bilamore-Bicutan, Malaysia, Siungapura dan Thailand.
“Sayangnya penemuan penting di
bidang jalan tol ini, dengan konsultan paten Dr.Ir. Heraty Noerhadi Rooseno,
baru mendapatkan patennya tahun 1995. Padahal telah mendaftar sekitar tujuh
tahun yang lalu. Jadi, cukup lambat prosesnya”.
Dari ulasan ulasan sebelumnya
diatas, kita telah mengetahui begitu hebatnya karya anak bangsa ini. Namun
sangat disayangkan ketika paragraf terakhir di artikel menyatakan bahwa
penemuan penting ini baru mendapatkan patennya tahun 1995 dan setelah menunggu
7 tahun setelah pendaftaran. Hal ini sangat memprihatinkan, mengingat karya
anak bangsa ini bisa saja ditiru dan diakui sebagai karya bangsa lain didalam
waktu 7 tahun yang tidak singkat itu. Bahkan paten dari Jepang bisa diberikan
pada tahun 1992 yaitu 3 tahun lebih awal dibandingkan dengan pemberian hak
paten dari indonesia. Selain dari indonesia dan jepang, Ir. Tjokorda
mendapatkan pula hak paten atas teknologi Sosrobahu dari Malaysia dan Filipina.
Sumber :
-
http://www.kamusilmiah.com/arsitek/ir-tjokorda-raka-sukawati-penemu-landasan-putar-bebas-hambatan/
-
GATRA, Hutama Karya, Pikiran Rakyat
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
ayo kasih komentarnya .. biar aku bisa lebih baik ... jangan lupa ,, komentarnya berupa kritikan dan pujian yang membangun ya :)