Beton Polimer
Didalam
tugas kali ini saya akan membahas tentang makna beton polimer, kegunaan dan
keistimewaannya sebagai material baru yang ditemukan oleh Prof Ir H
Djuanda Suraatmadja dan kedua rekannya.
-
Apa
yang dimaksud dengan Beton Polimer ?
Beton
adalah campuran
bahan bangunan berupa pasir dan kerikil atau koral kemudian diikat semen
bercampur air. Sedangkan yang dimaksud dengan polimer adalah suatu zat kimia
yang terdiri dari molekul-molekul yang besar dengan karbon dan hidrogen sebagai
molekul utamanya. Adapun bahan baku polimer didapatkan dari limbah plastik yang
didaur ulang, kemudian dicampur dengan bahan kimia lainnya. Jadi yang dimaksud
dengan beton polimer adalah bahan material bangunan yang dibentuk melalui
proses rekayasa komposit beton klasik dan polimer.
-
Siapa
penemu Beton Polimer ?
Beton
polimer ditemukan oleh Prof Ir H Djuanda Suraatmadja, beliau adalah Guru
Besar Teknik Sipil ITB yang pernah menjabat Ketua Rektorium Institut Teknologi Bandung
pada periode 16 Februari 1978 - 30 Mei 1979. Prof. Ir. Djuanda Suraatmadja lahir di Bandung, Jawa barat pada 3
Januari 1936. Beliau adalah anak kedua dari 12 bersaudara yang lahir dari
keluarga guru di Bandung. Ayahnya, Otong Suraatmadja, adalah mantan Direktur
SMA I Bandung, dan ibunya Ny Kamidah Atmadidjaja, pernah menjadi guru Sekolah
Kepandaian Puteri (SKP) di Sumedang.
Beton
polimer tidak hanya ditemukan oleh Prof Ir H Djuanda Suraatmadja namun juga dibantu
oleh kedua rekannya yang bernama Dicky dan Budi. Dicky dan Budi merupakan
partner yang masih berstatus sebagai mahasiswa.
-
Bagaimana
awal mula ditemukannya Beton Polimer ?
Penelitian beton polimer pada awalnya berdasarkan pemikiran ingin mencari
beton yang dalam hal-hal tertentu memiliki sifat lebih baik dari beton semen.
Ternyata dari literatur diketahui, polimer memiliki sifat seperti semen.
Ditambah dengan harga semen pada waktu itu yang sedang melonjak lonjak, maka
dibutuhkan suatu bahan yang diharapkan dapat menjadi solusi dalam permasalahan
tersebut. Penelitian ini juga didorong oleh keinginan penemu untuk memanfaatkan
limbah plastik yang banyak.
-
Dimana
Beton Polimer ditemukan ?
Dalam
meneliti beton polimer ini, Prof Ir H Djuanda Suraatmadja dan kedua rekannya
yaitu dicky dan Budi melakukan uji coba sejak tahun 1975 di Laboratorium
Struktur dan Bahan serta Laboratorium lainnya di ITB (Institut Teknologi
Bandung) yang beralamatkan di jalan Ganesha no. 10- Bandung (40132) dan laboratorium LIPI ( Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia ) di Komplek
LIPI, Jalan Cisitu No 21 / 154D Bandung
(40135). Dan berkat kegigihan dan
keseriusan mereka maka berhasillah ditemukan beton polimer yang memiliki
keunngulan yang lebih dibandingkan dengan beton semen biasa.
-
Apa
kegunaan dari Beton Polimer ?
Beton
polimer berfungsi layaknya beto semen biasa pada umumnya. Beton polimer juga
dapat digunakan sebagai pilar jembatan, pondasi bangunan, jalan pada jembatan,
dinding tahan gempa (modifikasi dari dinding batu bata) dll. Beton polimer juga
dapat digunakan sebagai bahan untuk memperbaiki bangunan-bangunan di
dalam air.
-
Apa
keistimewaan dari Beton Polimer ?
Seperti
telah disinggung di kegunaan dari beton polimer, bahwa beton polimer dapat digunakan sebagai
bahan untuk memperbaiki bangunan-bangunan di dalam air. Hal tersebut disebabkan karena
beton polimer dapat mengeras di dalam air.
Selain
mengeras dalam air, beton polimer juga memiliki sifat sifat lainnya yang
tentunya menguntungkan bagi orang yang tau cara mempergunakannya, Seperti :
sifat kedap air, tidak terpengaruh sinar ultra violet, tahan terhadap larutan
agresif seperti bahan kimia serta kelebihan lainnya.
Menurut
kesimpulan percobaan yang dilakukan oleh sanjayaaryandi.blogspot.com. terhadap beton
polimer memiliki beberapa keunggulan lainnya yaitu :
1. Densitas
terbesar pada beton polimer didapat pada komposisi 80:20 % (antara berat total
agregat dan filler abu batu) yaitu
sebesar 2,1312 gram/cm3. Untuk beton normal densitas > 2,016 g/cm3
sehingga densitas pada beton polimer termasuk katagori beton normal.
2. Penyerapan
air minimum pada beton polimer didapat pada komposisi 80:20 % (antara berat
total agregat dan filler abu batu)
yaitu sebesar 0,0790 % masuk standar dimana standar penyerapan air untuk beton
polimer dengan penyerapan maksimum 0,2 % (ASTM C-20).
3. Kuat tekan
terbesar pada beton polimer didapat pada komposisi 80:20 % (antara berat total
agregat dan filler abu batu) yaitu
sebesar 31,71 MPa. Beton polimer yang
dibuat adalah termasuk dalam kategori beton yang dapat digunakan sebagai bahan
konstruksi struktural dengan syarat > 17 MPa.
4. Kuat tarik
belah terbesar pada beton polimer didapat pada komposisi 80:20 % (antara berat
total agregat dan filler abu batu)
yaitu sebesar 6,38 MPa sehingga termasuk
katagori beton normal dikarenakan adanya perpanjangan tinggi sampel akibat
pengovenan sehingga berpengaruh terhadap nilai kuat tarik belah.
5. Kuat tarik
lentur terbesar pada beton polimer didapat pada komposisi 80:20 % (antara berat
total agregat dan filler abu batu)
yaitu sebesar 25,3794 MPa memenuhi standar polymer
concrete dengan binder resin
epoksi yaitu sebesar 15 - 50 Mpa
6. Kualitas
beton optimum diperoleh pada komposisi 80:20 % (antara berat total agregat dan filler abu batu) dengan penambahan resin
epoksi sebanyak 25% dari berat total agregat.
7. Pemilihan
polimer sebagai bahan pengganti semen mempunyai keuntungan dalam proses
pengerjaan dimana waktu yang dibutuhkan sedikit dan mempunyai kekuatan yang
besar.
8. Analisis
struktur mikro dengan (SEM) menunjukan bahwa rongga-rongga di dalam beton
terdistribusi secara merata.
Kesimpulan
dari percobaan tersebut menyatakan bahwa kualitas beton polimer sama halnya
dengan kualitan standar beton pada umumnya. Hal ini menjelaskan kepada kita
bahwa material tersebut memang sudah layak untuk digunakan dalam kehidupan
nyata bidang konstruksi. Namun meskipun sudah memenuhi standar kualitas beton
yang ada, beton polimer tetap memiliki kekurangan tersendiri. Salah satu
kekurangannya tersebut adalah :
1. Belum
adanya solusi untuk harga beton polimer yang masih lebih tinggi dibanding dengan
beton semen. Terkecuali untuk daerah Irian Jaya, dimana harga semen sangat
mahal sehingga harga beton polimer dibawah harga beton semen. Namun meskipun
demikian tetap saja harga beton polimer masih terbilang cukup tinggi. Oleh
karena itu, beton polimer pada akhirnya lebih banyak digunakan untuk
rehabilitasi bangunan bangunan yang rusak saja.
2.
Terdapat enam jenis polimer yang masih diproduksi
secara terbatas dan hanya berdasarkan pesanan. Meskipun Prof Ir H Djuanda
Suraatmadja mengakui tentang ketiadaan modal, tetapi ia belum bersedia menjual
hak patennya. Keenam jenis polimer tersebut adalah JDB-01 Grout dan JDB-05 Coat merupakan dua jenis bahan polimer
hasil penelitian yang sudah dipatenkan dengan judul Beton Polimer untuk
Perbaikan Struktur Beton dengan nomor paten P-981069. Empat jenis bahan polimer
lainnya yang sudah dipatenkan juga adalah JDB-02
Seal, JDB-03 Bond, JDB-04 Prepack dan JDB-06 Shot. Nama JDB merupakan singkatan dari penemunya Juanda Dicky dan Budi.
Kemudian kegunaan dan sifat dari masing masing polimer berbeda beda, yaitu :
a) JDB-01
Grout, misalnya, merupakan bahan untuk pekerjaan grouting (pelapisan untuk
menutupi celah).
b) Sedangkan
JDB-02 Seal merupakan bahan pelapis/penutup retakan pada pekerjaan grouting.
c) Untuk
merekatkan dua permukaan digunakan polimer JDB-3 Bond yang memiliki daya adesi
tinggi.
d) Sedangkan
untuk beton prepack digunakan JDB-04 Prepack.
e) Dan JDB-05
Coat digunakan untuk pelapis dinding, lantai dan permukaan struktur bangunan lainnya
dari gesekan atau agresi.
f) Polimer JDB-06
Shot merupakan bahan untuk pekerjaan shotcrete.
Daftar Pustaka
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
ayo kasih komentarnya .. biar aku bisa lebih baik ... jangan lupa ,, komentarnya berupa kritikan dan pujian yang membangun ya :)