Minggu, Maret 09, 2014

Pengalaman Semester Pertama di ITB


(oleh: Ayuninda Agusandra NIM 16613202)
Nama lengkap saya adalah Ayuninda Agusandra, tapi orang lain biasa memanggil saya dengan singkatan ayun. Saya berasal dari Ciamis, salah satu kabupaten dan kota di daerah Jawa Barat. Saya adalah anak pertama dari 2 bersaudara dan saat ini adik saya masih duduk di bangku kelas 6 sekolah dasar. Saya adalah salah satu mahasiswi di Institut Teknologi Bandung.
Pada bulan Juli tahun 2013, saya dinyatakan lulus seleksi masuk salah satu perguruan tinggi negri di Indonesia yaitu ITB (Institut Teknologi Bandung). ITB adalah salah satu perguruan tinggi negri yang paling diminati di indonesia. Awal mula mendapatkan informasi bahwa saya lulus seleksi masuk ITB, saya sangat bersyukur dan tidak percaya akan mendapatkan kesempatan menimba ilmu di ITB. Rasa syukur saya dilengkapi dengan sikap orang tua yang mendukung anaknya untuk melanjutkan kuliah di Bandung.
Waktu liburan telah berakhir, serangkaian acara penerimaan mahasiswa dan mahasiswi baru telah saya lalui. Tahapan penerimaan itu diawali dengan daftar ulang untuk mahasiswa dan mahasiswi baru yang lulus jalur SNMPTN 2013 di Sasana Budaya Ganesha. Hari dimana pertama kalinya saya melihat wajah – wajah calon orang sukses yang akan seperjuangan dengan saya. Tidak lupa, semua perlengkapan kuliah dan hidup di Bandung telah saya persiapkan dari beberapa minggu sebelumnya. Hal itu membuat saya merasa siap untuk memulai perkuliahan di semester pertama.
Awal mula berlangsungnya massa perkuliahan, banyak faktor luar dan dalam yang mempengaruhi sehingga massa perkuliahan menjadi terasa lebih berat untuk saya. Faktor luar yang membuat saya kesulitan adalah sistem perkuliahan yang padat, cara belajar saya yang salah dan pola belajar yang harus diperbaiki. Sedangkan faktor dari dalam diri saya yang menghambat proses belajar saya adalah kurangnya pengalaman memanfaatkan waktu secara baik dan effektif. Pertama kalinya hidup merantau dan jauh dari orang tua juga menjadi salah satu faktor internal yang memecah fokus belajar saya.



Namun seiring berjalannya waktu perkuliahan, saya menyadari beberapa faktor penghambat yang saya sebutkan diatas. Untuk mengatasi itu, saya belajar dan terus belajar untuk memperbaiki diri. Membenahi pola belajar dan mencari cara belajar yang baik agar bisa lebih menghasilkan sesuatu secara maksimal. Masa - masa sulit di awal semester itu akhirnya bisa saya lalui karena banyak bantuan dan motivasi dari orang – orang terdekat saya seperti teman dan keluarga. Orang tua yang bekerja keras dan selalu mendoakan di Ciamis juga menjadi salah satu motivasi terbesar diri saya untuk menjadi seseorang yang lebih baik dari sebelumnya.
Tanpa terasa satu semester telah berlalu, banyak hal yang saya pelajari di beberapa bulan terakhir ini. Kehidupan berbeda di kampus baru telah menyadarkan saya bahwa setiap manusia harus bisa mandiri agar tercipta sikap terus bekerja keras tanpa melupakan doa untuk mencapai apa yang diinginkan secara maksimal. Kehidupan baru ini pula yang membuat saya menyadari betapa banyak kekurangan yang harus saya perbaiki guna menjadi anak yang berbakti kepada orang tua.
Untuk tuhan, bangsa dan almamater !

1 komentar:

  1. wah mantap banget bisa keterima di itb, pasti membanggakan orang tua tentunya. kalo boleh tau ambil jurusan apa?

    salam kenal ayuninda :)

    BalasHapus

ayo kasih komentarnya .. biar aku bisa lebih baik ... jangan lupa ,, komentarnya berupa kritikan dan pujian yang membangun ya :)